Selasa, 26 November 2013

PRIORITAS HIDUP

Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat.  Saat kelas dimulai, dia mengambil toples kosong dan mengisinya dgn bola-bola golf.  Kemudian dia berkata kepada murid-muridnya, “Apakah toples sudah penuh?”   Mereka setuju..
Kemudian dia menuangkan batu koral ke dalam toples, mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.  Kemudian dia bertanya kepada murid-muridnya:  “Apakah toples sudah penuh?  Mereka setuju..
Selanjutnya dia menaburkan pasir ke dalam toples. Tentu saja pasir menutupi semuanya. Profesor sekali lagi bertanya “Apakah toples sudah penuh? Para murid berkata, “Yes..”
Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dlm toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para murid tertawa.. “Sekarang, saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu.”
“Bola-bola golf adalah hal yang penting; Tuhan, keluarga, anak-anak, pendidikan, kesehatan.
“Jika yang lain hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh.”
“Batu-batu koral adalah hal-hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil.”
“Pasir adalah hal-hal yang kecil.” “Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dlm toples,
maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf..”
“Hal yg sama akan terjadi dlm hidupmu.” “Jika kalian menghabiskan energi utk hal-hal yang kecil, kalian tidak akan mempunyai ruang utk hal-hal yang penting buat kalian.”
“Jadi beri perhatian untuk hal-hal yang penting untuk kebahagiaanmu.
“Bermainlah dengan anak-anakmu.”
“Luangkan waktu untuk check up kesehatan.”
“Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam”
“Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf.”
“Hal-hal yang benar-benar penting.”
“Atur prioritasmu.
Baru yg terakhir, urus pasirnya.”
Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, “Kopi mewakili apa?”
Profesor tersenyum, “Saya senang kamu bertanya.” “Itu untuk menunjukkan kepada kalian,
sekalipun hidupmu tampak sudah sangat penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat
Stay Humble & Lovely,
Tinuk Pramono.